Thursday, July 26, 2007

sajak sajak sederhana

Sajak Kepada Semua Orang

Kepada kalian yang sempat mengenaliku

Padamulah sajak ini kutuliskan

Agar tunai utang janjiku

Kepada kalian yang sempat kusakiti

Kutasbihkan tubuh ini untuk seluruh kebencian

Agar kelak tak ada yang mengenang kebaikan

Yang belum pernah kuperbuat

Kepada kalian yang sempat membenciku

Kupercayakan takdirku atasmu

Agar kelak aku tak melulu hitam-putih

Kesadaranku masih penuh

Kadang, untuk sebuah kejahatan tak ada

Yang pernah meniatkan. Dan kejahatan tercipta

Ketika kau merasa menjadi korban.

Kepada kalian yang sempat merasa dendam

Kuyakini dengan segala kesungguhan

Kaulah malaikat itu yang menentukan arah hidupku

Kepada kalian, kurasa tak perlu maaf

Dengan demikian impaslah kita

Dan kalian tak perlu membayar atas pelajaran

Sederhana ini; tak akan ada yang mengulang

Kejahatan yang sempat kuciptakan.

2007

Sajak kecil

Cinta yang Sederhana

ketika bumi ini terlelap dalam kesunyian abadi

aku masih terjaga menungguimu.

ketika malam merangkak di pucuknya,

aku masih berkata-kata tentang cinta.

bila hidup mengembalikan apa saja ke asal mula

aku masih saja merapal ingatan kepadamu.

bahkan, malam pun serupa lantunan doa,

sebab cinta tak mengenal batas siang atau malam,

tidur atau jaga.

maka, sempurnakanlah pejammu

sebab pada mimpi buruk sekali pun

akan kau temukan tanganku terulur kepadamu.

cinta adalah yang bisa merapikan segalanya

dari dosa dan rahasia.

ketika malam mengembalikanmu pada

kesucian paling purba

segala asal mula sedang digarap untukmu.

ketika terbangun dan kau menjumpaiku

dengan seonggok kisah basi

maka itulah cinta. sepenggal kisah sederhana

sepanjang malam dan pagi harimu.

rumahlebah, 2007

Inalilahi wainailahi raji’un

Telah meninggal

DJATI WALUYO (Yoyok)

47 tahun

13 Juli 2007

Kami memohon maaf atas segala kesalahan yang dilakukan almarhum semasa hidupnya. Semoga diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah SWT dan diberi tempat yang layak di sisi-Nya. Amin-amin ya Rabbal Alamin.

Kami yang berduka cita:

Keluarga Syahbandria

Keluarga Umi Pujoherwati


Begitu gampangnya kesempatan itu. tak ada yang menduga kecuali Dia yang berkehendak dan dia yang meminta. segalanya sudah diaturkah bukan? maka izinkan kami melepas segala yang pergi, segala yang mati. bukankah kelak kita akan susul-menyusul menuju-Nya juga?

ah..!!!